Lentera Hati
Suatu hari seorang bapak tua hendak menumpang bus. Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatu-nya terlepas dan jatuh ke jalan. Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak dengan cepat, sehingga ia tidak mungkin ia bisa memungut sepatu yang terlepas tadi. Lalu si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatu-nya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela. Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu, dan bertanya kepada si bapak tua, “Mengapa Anda melempar kan sepatu Anda yang sebelah juga ?” Si bapak tua menjawab, “Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya.”
Alvers, apa yang dilakukan oleh orang tua diatas boleh jadi biasa-biasa saja, tidaklah istimewa, tetapi jika kejadian itu menimpa kita, ada kemungkinan kita tetap menyimpan satu sisi sepatu itu, entah dengan tujuan apa. Jika kita ukur dengan tolok ukur kebanyakan diri kita, maka boleh jadi apa yang dilakukan pak tua diatas adalah sebagai wujud keilkhlasan.
Untuk membagikan sepatu itu kepada yang menemukannya. Satu sisi sepatu hilang. Dan sepatu yang tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai bagi si bapak tua itu. Tapi dengan melemparkannya ke luar jendela, sepatu tsb mungkin bisa digunakan oleh gelandangan yang membutuhkan.
Cerita kecil diatas mudah-mudahan memberikan motivasi kepada diri kita untuk melakukan amal kebaikan dengan ikhlas dalam wujud apapun, bahkan sekecil apapun. Ketahuilah Amal kecil disertai ikhlas akan menjadi besar di sisi Allah swt, Sebaliknya amal besar tanpa ikhlas akan menjadi kecil artinya di sisi Allah, bahkan mencelakai pelakunya sendiri. Hal ini sebagai mana sebuah maqolah:
الناس كلهم موتى إلا العالمون والعالمون كلهم هلكى إلا العاملون والعاملون كلهم غرقى إلا المخلصون والمخلصون على خطر عظيم
“Seluruh manusia adalah mati kecuali orang-orang yang berilmu, dan semua orang-orang yang berilmu adalah celaka kecuali orang-orang yang beramal, dan semua orang-orang yang beramal adalah tenggelam kecuali orang-orang yang ikhlas dan orang-orang yang ikhlas berada pada bahaya yang besar.”
Orang yang beramal dengan ikhlas, doanya akan menjadi mustajabah, cepat dikabulkan oleh Allah swt. Hal ini sebagamana keterangan hadits shohih yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar dari Rasulullah saw bersabda, “Ketika tiga orang sedang berjalan-jalan, tiba-tiba hujan turun. Maka mereka berteduh di sebuah goa di gunung. Sebuah batu besar tiba-tiba menggelinding dari gunung menuju pintu goa dan menutupnya.
Sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain,
إِنَّهُ لَا يُنْجِيكُمْ مِنْ هَذِهِ الصَّخْرَةِ إِلَّا أَنْ تَدْعُوا اللَّهَ بِصَالِحِ أَعْمَالِكُمْ
“Sungguh kalian tidak akan selamat dari batu (yg menyumbat pintu gua ini) kecuali kalian berdoa kepada Allah dengan perantara amal shalih yang telah kamu kerjakan”
Salah seorang dari mereka berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai dua orang tua yang telah berusia lanjut, istri dan beberapa anak yang masih kecil. Aku yang menggembala untuk mereka. Jika aku pulang di sore hari, aku memerah susu, lalu memberi minum kedua orang tuaku terlebih dahulu sebelum anak-anakku. Suatu hari aku mengembala cukup jauh dari desa. Aku tidak pulang kecuali hari telah sore, dan aku mendapati mereka berdua telah tidur. Aku memerah susu seperti biasa. Aku membawa bejana susu kepada keduanya dan berdiri menunggu di atas kepala mereka berdua.”
“Aku tidak ingin mem bangunkan kedunya dari tidur dan aku tidak ingin memberi minum anak-anakku sebelum keduanya minum. Sementara anak-anak menangis kelaparan di bawah kakiku. Aku tetap melakukan apa yang aku lakukan dan anak-anak juga demikian sampai terbit fajar. Jika engkau mengetahui bahwa aku melakukan itu hanya demi mencari ridlo-Mu, maka bukalah pintu goa ini sedikit sehingga kami bisa melihat langit.” Lalu Allah membuka pintu goa sedikit dan mereka melihat langit.
Yang ke-2 berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai sepupu perempuan, dan aku sangat mencintainya seperti laki-laki mencintai perempuan. Aku meminta dirinya, tetapi dia menolak sampai aku bisa memberinya seratus dinar. Aku bekerja keras hingga aku berhasil mengumpulkan seratus dinar. Aku menyerahkan kepadanya”.
Manakala aku telah duduk di antara kedua kakinya, dia berkata,
إتق الله ولا تفض الخاتم إلا بحقه
‘Wahai hamba Allah, bertaqwalah kepada Allah, jangan membuka cincin kecuali dengan haknya.’ “Maka aku meninggal kannya. Jika Engkau mengetahui bahwa aku melakukan itu karena mencari Ridlo-Mu, maka bukalah pintu goa sedikit.” Maka pintu goa terbuka agak lebar.
Yang ketiga berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku menyewa seorang pekerja dengan imbalan satu faraq besar. Selesai menunaikan pekerjaannya, dia berkata, ‘Berikan hakku.’ Lalu aku menyodorkan faraq-nya, tetapi dia menolaknya. Seterusnya aku menanamnya sampai aku mengumpulkan beberapa sapi sekaligus pengembalanya darinya.”
Dia datang lagi dan berkata, “Bertakwalah kepada Allah, jangan menzhalimi hakku.’ Aku berkata, ‘Pergilah kepada sapi-sapi itu berikut penggembalanya. Ambillah.’ Dia menjawab, ‘Jangan mengolok-olokku, bertakwalah kepada Allah.’ Aku berkata, ‘Aku tidak mengolok-olok dirimu. Ambillah sapi-sapi itu dan pengembalanya.’ Lalu dia mengambil dan pergi.
اللَّهُمَّ فَإِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيهِ
Jika Engkau mengetahui bahwa aku melakukan hal itu demi mendapakan ridlo-Mu, maka bukakanlah sisanya.’ Maka Allah membuka apa yang tersisa. WallahuA’lam
Leave a Reply