Trik Jitu Melunasi Hutang

PASAR WAQIAH

Utang tergolong sebagai haqqul adami (tanggung jawab kepada sesama manusia). Sehingga sampai kapan pun tanggungan itu tidak akan gugur selagi pengutang belum membayarnya.

Utang sendiri dalam bahasa arab berarti dainun. Dan ada yang menyamai kata ini, yakni dinun yang artinya agama. Keduanya sama-sama memiliki huruf dal, ya’ dan nun. Dalam ilmu gramatikal bahasa arab, jika ada dua kata yang memiliki susunan huruf yang sama, maka akan memiliki kesamaan juga.

Hubungan antara utang dan agama adalah sama-sama menghubungkan antara dua belah pihak. Salah satu pihak mempunyai derajat yang lebih tinggi dari pada yang satunya. Misal utang, hubungannya adalah antara pengutang dan yang mengutangi. Begitu pula dengan dinun (agama). Dinun merupakan hubungan antara hamba kepada Tuhan, yang derajatnya lebih tinggi.

*Keuntungan Utang*

Diriwayatkan  dari ‘Abdullah bin Ja’far, Rasulullah Saw. bersabda:

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الدَّائِنِ حَتَّى يَقْضِىَ دَيْنَهُ مَا لَمْ يَكُنْ فِيمَا يَكْرَهُ اللَّهُ

“Allah akan bersama orang yang mempunyai utang (yang ingin melunasi Utangnya) sampai dia melunasi utang tersebut. selagi utang tersebut untuk suatu kepentingan yang tidak dibenci oleh Allah.” (H.R. Ibnu Majah).

Berbicara tentang masalah keuangan, sama halnya membicarakan suatu masalah klasik. Utang merupakan masalah paling mendasar yang dialami manusia tanpa memandang jenis kelamin, agama, suku dan kebangsaannya. Orang yang mengalami masalah keuangan akan menghadapi masalah cukup besar dan itu tentu akan mengganggu kehidupannya. Maka, untuk mengatasinya, biasanya jalan pintas yang ditempuh adalah dengan cara berutang.

Utang akan muncul jika ada orang terimpit masalah yang sangat rumit. Yang masalah tersebut berhubungan dengan keuangan. Maka, biasanya mereka akan memenuhi sebuah tempat bernama pegadaian.

*Konsekuensi Pengutang*

Dalam hadis nabi diterangkan bahwa jiwa seorang mukmin masih bergantung peda setiap Utangnya hingga satu-persatu utangnya terlunasi. Konsekuensinya, tak hanya di dunia. Tapi juga di akhirat kelak. Sebab Allah akan mengampuni segala dosa orang yang mati syahid kecuali utangnya.

Diriwayatkan oleh Salamah bin al-Akwa’ Ra.: seorang mendatangkan jenazah kepada Rasulullah. Tapi Rasulullah bertanya terhadap Abu Qotadah “apakah jenazah itu mempunyai Utang atau tidak?” tanya beliau. jawabannya tidak.

Namun, suatu saat ada yang membawa jenazah lagi. Tapi mayat tersebut masih mempunyai utang. Rasulullah tak mau menyalatinya. Akhirnya Abu Qotadah berkata, “Aku yang menanggung Utangnya wahai Rasulullah”. Maka Nabi pun menyalati jenazah tersebut. (H.R. Bukhari).

Dalam riwayat yang lain disebutkan: Maka Rasulullah Saw. setiap bertemu dengan Abu Qotadah bertanya, “Bagaimana dengan dua dinar (yang menjadi tanggungan Abu Qatadah atas mayat)?” Abu Qotadah berkata, “Aku telah membayarnya wahai Rasulullah”. Nabi berkata,

الْآنَ بَرَدَتْ عَلَيْهِ جِلْدُهُ

“Sekarang telah dingin kulitnya.” (H.R. Al-Hakim).

Menanggapi hadist tersebut, Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Atsqolani berkata dalam kitabnya, Fathul Bari: “Di dalam hadits ini terdapat peringatan akan beratnya permasalahan utang. Dan tidak sepantasnya seseorang yang berutang kecuali dalam kondisi darurat.”

Maka, sebaiknya batasilah utang sebagai emergency exit, pintu darurat, untuk kepentingan yang diridai Allah Swt. Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi, rasulullah saw. Bersabda, “berhati-hatilah kamu dalam berutang. Sesungguhnya, Utang itu mendatangkan kerisauan di malam hari dan menyebabkan kehinaan di siang hari.”

*Janji Adalah Utang*

Disampaikan oleh Sayidah ‘Aisyah Ra., Rasulullahbiasa berdoa dalam salat seperti doa berikut:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ

“Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak utang.”

Lalu ada yang berkata kepada beliau, “Kenapa engkau sering meminta perlindungan dari utang?” Rasulullah lantas bersabda,

إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ

Jika orang yang berutang berkata, maka dia akan (sering) berdusta. Jika dia berjanji, maka dia akan (sering) mengingkari.” (H.R. Bukhari).

Maka dari itu, ada yang mengatakan bahwa janji adalah utang. sedangkan pengutang itu sendiri lebih banyak berbuat banyak janji. Jika berutang sebaiknya segera lunasilah dan  menjauhi perkara atau niat buruk, seperti niat tidak mengembalikannya. Rasulullah bersabda:

مَنِ ادَّانَ دَيْنًا، وَهُوَ مُجْمِعٌ أَنْ لا يُوَفِيَهُ، لَقِيَ اللَّهَ وَهُوَ سَارِقٌ

“Siapa saja yang berutang dengan berniat tidak  melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (H.R. Ibnu Majah).

*Solusi Utang*

Dari Abu Wail berkata: Ada seorang (budak) laki-laki datang kepada Ali bin Abi Thalib RA  dan berkata, “Wahai amirul mukminin, saya tidak mampu melunasi uang syarat pembebasan saya, maka bantulah saya.” Mendengar hal itu, Ali bin Abi Thalib berkata, “Maukah engkau apabila aku ajarkan kepadamu beberapa patah kata yang telah diajarkan Rasulullah SAW kepadaku. seandainya engkau memiliki utang sebesar gunung Shir (nama gunung) niscaya Allah akan membayarkan Utangmu. Maka bacalah:

‫اللهُمَّ اكْفِنِي بِحَلالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

“Ya Allah, cukupilah aku dengan rezeki-Mu yang halal sehingga aku terhindar dari rezeki yang haram. Dan perkayalah aku dengan karunia-Mu sehingga aku tidak meminta kepada selain-Mu.” (H.R. Tirmidzi).

Selain itu juga ada beberapa solusi agar bisa ditolong Allah dalam melunasi hutang. Pertama, tobat atas menzalimi orang yang telah menolong kita. Kedua, bersungguh-sungguh melunasi hutang. Ketiga, mencatat satu persatu hutang dan nominalnya. Keempat, mengumpulkan uang dan menunda kesenangan. Dan yang terakhir adalah memulai membayar hutang mulai dari yang nominalnya terkecil. Wallahu a’lam.

Lebih lengkapnya silahkan ikut pengajian Pasar Waqiah Ramadhan yang digelar ba’da isya di masjid An-Nur II. Dan setiap harinya akan diisi dengan materi berbeda-beda.

*disarikan dari kajian ilmiah Pasar Waqiah Ramadhan oleh Dr. KH. Fathul Bari, S.S., M.Ag.

(Frendy/Media-tech An-Nur II)

Awrad Santri

Tawassul

Waqiah

Istighosah

Yasin&tahlil

Burdah